Labels

Belajar, Berbagi, Bermanfaat

Sabtu, 24 Januari 2015

MOTIVASI BUAT ANAK



Hari ini ada saat aku takjub dengan mereka, anak didikku di sekolah mereka yang biasanya cuek dengan teman bahkan ustadz-ustadzahnya hari ini mereka bercucuran air mata karena sebuah video. Ya aku berinisiatif menontonkan mereka video motivasi tentang pengorbanan orang tua karena lab komputer sedang dalam perbaikan. Tidak mungkin anak mau untuk menulis atau mecatat tentang TIK karena pelajaran yang lain sudah tentu banyak menulis dan mencatat. Salah satunya solusi adalah dengan menonton film atau video.
Dan aku tidak menyangka mereka akan merespon dengan baik video ini. ini adalah videonya…


Kamis, 22 Januari 2015

MAKALAH MANAJEMEN MUTU PERBAIKAN BERKESINAMBUNGAN (KAIZEN)



MAKALAH MANAJEMEN MUTU
PERBAIKAN BERKESINAMBUNGAN (KAIZEN)

Dosen Pengampu: Tri Irawati, SE, M.Si
                                                                             













Di susun oleh:
1.             Sumiyati                                   (13.4.10018)
2.             Henny Ekawati                        (13.4.10001)
3.             Suparni                                     (14.5.10005)
4.             Dewi Apriliyani                       (14.4.10024)
5.             Bidari Ayu Lestari                   (14.4.10028)
6.             Rosy                                         (                  )


PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK)
SINAR NUSANTARA SURAKARTA
2015
Perbaikan berkesinambungan
KAIZEN
A.           Sejarah Teori Kaizen
Fenomena pertumbuhan ekonomi jepang pasca PD II memberikan motivasi pembangunan kembali dari puing peperangan dan diutuslah seorang ahli survey AS yang bernama Dr. W. Edward Deming yang mencoba membantu Jepang untuk pembangunan kembali ekonomi Jepang sehingga konsep Deming mulai tahun 1970-an telah diterapkan oleh perusahaan Jepang yang terkenal dengan “14 kunci Dr. Deming” dan anehnya sukses penerapan konsep deming di industri jepang pemerintah AS baru tertarik pada konsep tersebut.
Namun konsep deming yang Kemudian lebih dikenal dengan konsep kaizen secara luas baru diperkenalkan oleh Masaaki Imai dalam bukunya “Kaizen : the key to Japan’s competitive success” (1986). Coba kesimpulan Europe Japan Centre tentang Kaizen Jepang yang mengungkapkan bahwa :
“Kaizen mengatakan kepada kita bahwa hanya dengan secara terus menerus tetap sadar dan membuat bertus-ratus ribu peningkatan kecil, maka dimungkinkan untuk menghasilkn barang dan jasa yang mutunya otentik sehingga memuaskan pelanggan. Cara paling mudah mencapainya adalah dengan keikutsertaan, motivasi dan peningkatan terus menerus dari masing-masing dan semua karyawan dalam organisasi. Keikutsertaan staf tergantung pada komintmen manajemen senior, strategi yang jelas dan ketabahan – karena kaizen bukan jalan pintas melainkan proses yang berjalan secara terus menerus untuk menciptakan hasil yang diinginkan”. (Cane, 1998:265)
Kunci keunggulan perusahaan jepang adalah sangat unggul dalam persaingan salah satu kemampuannya adalah menghilangkan pemborosan dan menghindari berbagai kesulitan sedangkan AS sebaliknya mengalami kesulitan dalam menghemat Sumber Daya Alam yang memang sangat melimpah bila dibandingkan Jepang sehingga istilah perbaikan mutu secara terus menerus (Just in time) tidak berlaku bagi manajemen Amerika tapi lebih cenderung just in case.

B.            Pengertian Kaizen
Kaizen adalah suatu filosofi dari Jepang yang memfokuskan diri pada pengembangan dan penyempurnaan secara terus menerus atau berkesinambungan dalam perusahaan bisnis. Kaizen berasal dari Bahasa Jepang yaitu kai artinya perubahan dan zen artinya baik. Di Cina kaizen bernama gaishan di mana gai berarti perubahan / perbaikan dan shan berarti baik / benefit. Jadi Kaizen dapat diartikan sebagai perubahan kepada arah lebih baik. Kaizen disebut juga continous improvement yaitu perbaikan terus menerus. Jadi, Kaizen adalah usaha terus menerus untuk memperbaiki proses yang terjadi dlm sebuah organisasi/perusahaan.
Konsep kaizen ini mengasumsikan bahwa hidup kita ( cara kerja, hidup bersosial atau rumah tangga ) seharusnya berusaha untuk terus menerus mengalami perbaikan.
Meskipun perubahan di dalam Kaizen tidak dramatis tetapi sedikit dan bertahap, perubahan yang diakibatkan dalam jangka waktu tertentu cukup besar. Hal ini berbeda dengan perubahan yang dihasilkan oleh western manajement yang biasanya dramatis.

C.           Sasaran Kaizen
Sasaran akhir kaizen adalah tercapainya Kualitas, Biaya, Distribusi (Quality, Cost, Delivery -- QCD). Pada praktiknya kaizen menempatkan kualitas pada prioritas tertinggi. Kaizen mengajarkan bahwa perusahaan tidak akan mampu bersaing jika kualitas produk dan pelayanannya tidak memadai, sehingga komitmen manajemen terhadap kualitas sangat dijunjung tinggi. Kualitas yang dimaksud dalam QCD bukan sekedar kualitas produk melainkan termasuk kualitas proses yang ditempuh dalam menghasilkan produknya.

D.           Dasar Kaizen
Kaizen merupakan aktivitas harian yang pada prinsipnya memiliki dasar sebagai berikut:
1.             Berorientasi pada proses dan hasil.
2.             Berpikir secara sistematis pada seluruh proses.
3.             Tidak menyalahkan, tetapi terus belajar dari kesalahan yang terjadi di lapangan.

E.            Manfaat Teori Kaizen
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penerapan Teori Kaizen dapat berupa :
1.             Setiap orang akan mampu menemukan masalah dengan cepat.
2.             Setiap orang akan memberikan perhatian dan penekanan pada tahap perencanaan.
3.             Mendukung cara berfikir yang berorientasi proses.
4.             Setiap orang berkonsentrasi pada masalah-masalah yang lebih penting dan mendesak untuk diselesaikan.
5.             Setiap orang akan berpartisipasi dalam  membangun sistem yang baru.
F.            Kunci Pelaksanaan Kaizen
Secara garis besar ada delapan kunci utama pelaksanaan just in time atau kaizen dalam kegiatan industri yaitu :
1.        Menghasilkan produk sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan pelanggan
Sistem kaizen bisanya menghasilkan produksi sesuai dengan pesanan pelanggan dengan sistem produksi tarik (pull system) yang dibantu dengan menggunakan kartu kanban.
2.        Memproduksi dalam jumlah kecil (small lot size)
Ciri khas lain adalah memproduksi dalam jumlah kecil sesuai dengan permintaan pelanggan akan menghemat biaya dan sumber daya selain menghilangkan persedian barang dalam proses yang merupakan sejenis pemborosan yang dapat dihindari dengan menggunakan penjadwalan proses produksi selain itu juga menggunakan pola produksi campur merata (Heijunka) yang dimaksud heijunka adalah memproduksi bermacam-macam dalam satu lini produksi.
3.        Menghilangkan pemborosan
Untuk menghindari pemborosan pada persediaan, pembelian dan penjadwalan dengan menggunakan sistem kartu kanban yang mendukung sistem produksi tarik, selain menghasilkan produksi dengan baik sejak awal yaitu pantang menerima, pantang memproses dan pantang menyerahkan produk cacat dengan bekerjasama dengan pemasok dengan persediaan yaitu mengurangi jumlah barang yang dating, menghilangkan persediaan penyangga, mengurangi biaya pembelian, memperbaiki penanganan bahan baku, tercapainy persediaan dalam jumlah kecil dan mendapatkan pemasok yang dapat dipercaya.
4.        Memperbaiki aliran produksi
Penataan produksi dilakukan dengan berpedoman pada lima disiplin di tempat kerja yaitu 5-S.
5.        Menyempurnakan kualitas produk
Salah satunya untuk menyempurnakan kualitas produk dengn melihat prinsip mnajemen yaitu memelihara pengendalian proses dan membuat semua orang bertanggungjawab terhadap tercapainya mutu, meningkatkan pndangan manajemen terhadap mutu, terpenuhinya pengendalian mutu produk dengn tegas, memberikan wewenang kepada karyawn untuk mengadkan pengendlin mutu produk, menghendaki koreksi terhadap cacat produk oleh karyawan, tercapainya inpeksi 100 % terhadap mutu produk dan tercpai komitmen terhadap pengedlin mutu jangka panjang.
6.        Orang-orang yang tanggap
Penerapan Sistem Kaizen ini tidak lagi menggunakan pilar keuangan, pemasaran, SDM, tapi menggunakan lintas fungsi atau lintas disiplin sehingga seluruh karyawan harus menguasai seluruh bidang dalm perusahan sesuai dengan jenjang dan kedudukannya dan kesalahan dalam proses selalu ditandai dengan menyalanya lampu andon dan proses dihentikan dan seluruh karyawan terfokus pada perbaikan yang terkenal dengan istilh jidoka yaitu semua karyawn bertanggungjawab terhadap tercapaianya produk yang baik dan mencegah terjadinya kesalahan.
7.        Menghilangkan ketidakpastian
Untuk menghilangkan ketidakpastian dengan pemasok dengan cara menjalin hubungan abadi dan memilki satu pemasok yang lokasinya berdekatan dengan perusahaan yang masih kerabat dengan pemilik perusahaan, sedang dalam proses produksi dengan cara menerapkan system produksi tarik dengan bantuan kartu kanban dan produksi campur merata (Heijunka)
8.        Penekanan pada pemeliharaan jangka panjang
Karakteristik pemeliharaan dengan berpegang pada kontrak jangka panjang, memperbaiki mutu, fleksibilitas dlm mengadakan pesnan barang, pemesanan dlam jumlah kecil yang dilakukan berkali-kali, mengadkan perbaikn secara terus menerus dan berkesinambungan.
Istilah lain yang bertujuan mengimbangi system kaizen ini adalah reengineering yaitu mengadakan perombakan proses bisnis secara total sampai keakar-akarnya dan system ini diciptakan Amerika untuk mengejar ketinggalannya dari Jepang yang pernah dibantu ekonominya, baru kalau perombakan ini telah dilakukan maka pemeliharaan dan peningkatan secara terus menerus dan berkesinambungan dapat dilaksanakan. Bisa juga menerapkan konsep benchmarking yaitu cara untuk mengadakan perbaikan dengan meniru praktek bisnis terbaik dikelasnya, baik untuk produksi, jasa maupun proses dan sistemnya.

G.           Strategi Kaizen
Strategi kaizen adalah konsep tunggal dalam Manajemen jepang yang paling penting, sebagai kunci sukses Jepang dalam persaingan.

H.           Segmentasi Kaizen
KAIZEN dibagi menjadi 3 segmen, tergantung kebutuhan masing-masing perusahaan, yaitu:
1.             KAIZEN yang berorientasi pada Manajemen, memusatkan perhatiannya pada masalah logistik dan strategis yang terpenting dan memberikan momentum untuk mengejar kemajuan dan moral.
2.             KAIZEN yang berorientasi pada Kelompok, dilaksanakan oleh gugus kendali mutu, kelompok Jinshu Kansi/manajemen sukarela menggunakan alat statistik untuk memecahkan masalah, menganalisa, melaksanakan dan menetapkan standar/prosedur baru.
3.             KAIZEN yang berorientasi pada Individu, dimanifestasikan dalam bentuk saran, dimana seseorang harus bekerja lebih pintar bila tidak mau bekerja keras.

I.              Prinsip Kaizen
Kaizen mengandung sepuluh prinsip:
1.             Berfokus kepada pelanggan Fokus utama kaizen adalah kualitas produk, tetapi tujuan terpenting kaizen adalah kepuasana pelanggan. Segala sesuatu / aktifitas yang tidak menambah nilai produk atau meningkatkan kepuasan pelanggan merupakan pengeluaran biaya yang tidak perlu.
2.             Mengadakan Peningkatan Terus Menerus Dalam kaizen, suatu keberhasilan bukanlah hasil akhir tetapi merupakan awal untuk melangkah ke tahap berikutnya karena suatu keberhasilan merupakan factor dalam meningkatkan semangat untuk mencapai keberhasilan yang lain.
3.             Mengakui Masalah Secara Terbuka Membangun budaya yang tidak saling menyalahkan, sehingga para karyawan dalam perusahaan kaizen dapat mengakui kesalahan secara terbuka, dengan sadar menunjukan kelemahan dari prosesnya dan meminta bantuan jika tidak mampu mengatasinya. Keterbukaan tersebut merupakan suatu kekuatan yang bisa mengendalikan dan mengatasi berbagai masalah dengan cepat serta meningkatkan kesempatan-kesempatan perbaikan.
4.             Mempromosikan Keterbukaan Ilmu pengetahuan bagi kaizen adalah untuk saling dibagikan dan hubungan-hubungan komunikasi yang mendukungnya merupakan sumber efisiensi.
5.             Menciptakan Tim Kerja Dalam Kaizen, Tim adalah fondasi yang membentuk struktur organisasi. Melalui keikutsertaan para karyawan dalam tim, perusahaan mendapatkan keuntungan dari karyawannya. Kerjasama tim ini dapat menanamkan rasa saling memiliki, tanggungjawab kolektif, dan berorientasi pada perusahaan serta dapat memperkuat keterbukaan, saling berbagi dan komunikasi.
6.             Memanajemen Proyek Melalui Tim Fungsional-silang Proyek perusahaan kaizen direncanakan dan dilaksanakan dengan menggunakan sumberdaya antar-departemen atau fungsional-silang serta sumber daya yang berasal dari luar perusahaan. Hal itu dilakukan untuk mengurangi biaya, mengontrol pemborosan sampai tingkat tertentu serta memuaskan pelanggan.
7.             Memelihara Proses Hubungan yang Benar Perusahaan jepang melakukan segala sesuatu yang mampu mereka lakukan supaya terpelihara keharmonisan dalam hubungan antar-manusia terutama para staff, manajer dan para pemimpin tim. Hubungan tersebut dapat menumbuhkan loyalitas dan komitmen dari karyawan.
8.             Mengembangkan Disiplin Pribadi Disiplin pribadi di tempat kerja merupakan sifat alamiah orang Jepang
9.             Memberikan Informasi pada Semua Karyawan Berbagi informasi merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan Kaizen. Dengan memberikan informasi yang penting pada setiap orang maka tantangan perusahaan berubah menjadi tantangan pribadi. Informasi ini juga merupakan langkah penting untuk menciptakan budaya berdasarkan pengetahuan.
10.         Memberikan Wewenang Kepada Setiap Karyawan Dalam pelaksanaan kaizen, setiap karyawan diberikan wewenang untuk melakukan perubahan kea rah yang lebih baik dengan kata lain melibatkan peran karyawan dalam melakukan peningkatan.

J.             Keuntungan Kaizen
Dengan menggunakan konsep dasar kaizen dalam melakukan berbagai aktifitas. Ada beberapa keuntungan yang diperoleh, antara lain:
1.             Peningkatan Proses;
2.             Penggunaan paradigma baru;
3.             Mempercepat waktu proses;
4.             Zero Investment;
5.             Human Development;
6.             Keamanan dan keselamatan kerja.
Keuntungan lain dari kaizen adalah:
7.             Penggunaan sistem Plan-Do-Check-Action (PDCA) mengakibatkan cepat dalam menuingkatkan proses dan menghilangkan masalah.
8.              Identifikasi, implementasi, monitor dan mengatur perubahan menyebabkan dapat mencegah terjadinya masalah baru.
9.             Memfokuskan organisasi kepada kepuasan konsumen dan berdasarkan fakta dalam menggambil keputusan
10.         Membantu organisasi untuk menjadi lebih efisien pada proses peningkatan dan pemecahan masalah dilakukan pada tingkat optimal dan biaya yang rendah.

K.           Langkah-langkah Pemecahan Metode Kaizen
Langkah-langkah pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
1.             Membentuk sebuah team. Terdiri dari ketua, sekertaris, anggota, fasilitator. Sebaiknya membentuk nama team.
2.             Membangkitkan masalah dan berkonsentrasi pada masalah yang dipilih. Menggunakan prinsip go look, go see atau lebih dikenal dengan nama Genchi Genbutsu. Prinsipnya adalah langsung melihat kejadian dilapangan tempat proses berlangsung.
3.             Mengumpulakan dan meneliti. Meneliti semua proses yang ada lalu mencari 7 mudas yang terdiri dari proses, menunggu, inventory, transportasi, pergerakan, produksi yang berlebihan, proses ulang.
4.             Membuat peringkat sistem yang terdiri dari nama, peringkat dan nilai.
5.             Memilih objek penelitian.
6.             Membuat jadwal penelitian.
7.             Menganalisa kondisi sekarang. Menggunakan brainstorming dengan tujuan untuk mendapatkan ide sebanyak mungkin yang relative singkat.
8.             Membuat Fishbone diagram. Menganalisa segala kemungkinan yang penting melalui 4MIE yaitu man, machine, methods, material dan environment.
9.             Mengumpulkan data. Terdiri dari menentukan parameter penelitian, menentukan waktu pengumpulan, mendesain form-form yang dipakai, mengumpulan data dengan jujur. Dapat pula membuat flowchart atau merekamnya dalam bentuk video.
10.         Membentuk target yang specific, dapat diukur, tidak rancu, masuk akal, dapat ditelusuri bila tidak tercapai.
11.         Analisa penyebab. Pencarian penyebab permasalahan secara sistematik. Dengan membandingkan antara teori dengan kenyataan. Menggunakan 5 Why Analisis.
12.         Merencanakan cara-cara pengukuran yang sesuai dengan target. Mendesign cara praktis dan murah untuk mencari penyebab permasalahan. Merencanakan paling tidak satu rencana untuk setiap akar permasalahan.
13.         Melakukan pengukuran. Mengumpulakan data dan memonitoring proses serta memberikan penilaian,
14.         Mengecek hasil. Membandingkan hasil pengukuran dengan target yang telah dibuat.
15.         Menindak lanjuti dari hasil pengecekan.
16.         Membuat standarisasi proses dan melakukan pelatihan dengan standar baru.

Pembelajaran dan perbaikan berkesinambungan
Ada lima tahap penyusunan atau pengembangan rencana perbaikan,  yaitu:
1.      Pemahaman terhadap proses
Pemahaman terhadap proses yang terjadi di lapangan harus terus dipantau oleh penyelia
2.      Mengeliminasi kesalahan
Kesalahan-kesalahan dapat ditekan seklecil mungkin, sehingga dapat menekan biya produksi dan menghilangkan pemborosan
3.      Menghilangkan kelambatan
Kelambatan di sati departemen atau seksi akan menimbulkan kerugian berantai kepada departemen lainnya.  Oleh karena itu disiplin harus ditegakkan, jangan sampai barang dating terlambat untuk dikerjakan
4.      Mengurangi variasi
Variasi menyebabkan produk menjadi tidak seragam dan menjadikan mutu sulit dikontrol.  Oleh sebab itu karayawan harus dilatih untuk membuat produk dan jsa yang seragam  
5.      Merencanakan perbaikan berkesinambungan
Perbaikan tidak hanya pada saat karyawan ditraining tapi juga pada saat dilapangan dan ini harus dilakukan terus menerus.  Dengan demikian ini menjadi kebiasaan dan akhirnya menjadi buidaya yang menguntungkan semua pihak termasuk perusahaan.

L.            Konsep Penting Kaizen
Beberapa point penting dalam proses penerapan KAIZEN yaitu :
1.             Konsep 3M (Muda, Mura, dan Muri) dalam istilah Jepang. Konsep ini dibentuk untuk mengurangi kelelahan, meningkatkan mutu, mempersingkat waktu dan mengurangi atau efsiensi biaya.
a)             Muda diartikan sebagai mengurangi pemborosan,
b)            Mura diartikan sebagai mengurangi perbedaan dan
c)             Muri diartikan sebagai mengurangi ketegangan.
2.             Gerakkan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) atau 5R.
a)             Seiri artinya membereskan tempat kerja.
b)            Seiton berarti menyimpan dengan teratur.
c)             Seiso berarti memelihara tempat kerja supaya tetap bersih.
d)            Seiketsu berarti kebersihan pribadi.
e)             Shitsuke berarti disiplin,
dengan selalu mentaati prosedur ditempat kerja. Di Indonesia 5S diterjemahkan menjadi 5R, yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin
3.             Konsep PDCA dalam KAIZEN. Setiap aktivitas usaha yang kita lakukan perlu dilakukan dengan prosedur yang benar guna mencapai tujuan yang kita harapkan. Maka PDCA (Plan, Do, Check dan Action) harus dilakukan terus menerus.
1.Plan  
Mutuu
2.Do  
4. Act   
3. Study  
 










Gambar Sistematika PDSA Siklus PDSA (Plan-Do-Study-Act)

Kaizen identik dengan siklus rencana-kerjakan-periksa-tindakan (Plan, Do, Check, Act atau PDCA). PDCA adalah prinsip dasar untuk perbaikan secara terus menerus. Penjabaran dari PDCA adalah sebahagai berikut:
a)             Planning berarti memahami apa yang ingin dicapai, memahami bagaimana melakukan suatu pekerjaan, berfokus pada masalah, menemukan akar permasalahan, menciptakan solusi kreatif serta merencanakan implementasi yang terstruktur.
b)            Doing tidak semudah seperti yang dilihat. Didalamnya berisi pelatihan dan manajemen aktifitas. Biasanya masalah besar dan mudah sering berubah pada saat-saat terakhir. Bila terjadi kondisi seperti ini maka tidak dapat dilanjutkan lagi tetapi harus mulai dari awal kembali.
c)             Checking berarti pengecekan terhadap hasil dan membandingkan sesuai dengan yang diinginkan. Bila segala sesuatu menjadi buruk dan hasil baik tidak ditemukan, pada bagian ini keberanian, kejujuran, kecerdasan sangat dibutuhkan untuk mengendalikan proses. Kata kunci ketika hasil memburuk adalah “kenapa”. Dengan dokumentasi proses yang baik maka kita dapat kembali pada titik yang mana keputusan salah dibuat.
d)            Acting berarti Menindak lanjuti apa yang didapatkan selama tahap pengecekan.Arti lainnya adalah mencapai tujuan dan menctandarisasikan proses atau belajar dari pengalaman untuk memulai lagi pada kondisi yang tepat.

4.             Konsep 5W + 1H. Salah satu alat pola pikir untuk menjalankan roda PDCA dalam kegiatan KAIZEN adalah dengan teknik bertanya dengan pertanyaan dasar 5W + 1H ( What, Who, Why, Where, When dan How).

M.          Perbedaan Pendekatan perbaikan tradisional dan TQM
Aspek
Pendekatan Tradisional
Pendekatan TQM
Alasan
Perbaikan tjd hanya apabila ada pengembangan produk baru & reaksi thd masalah2 yang menonjol.
Perbaikan terjadi pada setiap kesempatan & bahkan pada saat tidak ada masalah besar.
Pendekatan
Coba-coba
Trial and error

Karya Ilmiah
Metode ilmiah

Respon kesalahan
Tidak toleran terhadap kesalahan.
Hukuman,  ketakutan, menyembunyikan,  karyawan yg bertanggungjawab

Memandang kesalahan sebagai kesempatan belajar.
Pembelajaran, keterbukaan,  berusaha melakukan perbaikan system/proses,  manajemen yang bertanggung jawab
Peran manager
Mengadministrasikan sistem yang ada & memelihara.
Melakukan perbaikan strategi.
Wewenang
Membagi wewenang dari ats ke bawah melalui peraturan & kebijakan.
Masih memegang tp mengkomunikasikan & memberdayakan anggota.
Fokus
Perbaikanj hasil bisnis melalui penentuan kuota & target.
Hasil bisnis melalui kemampuan sistem, alat yang dikaitkan dengan hasil.
Control
Pencatatan skor, pelaporan, pengevaluasian.
Belajar statistika mengenai variasi penyebab.
Alat

Mendelegasikan pada staf atau bawahan
Dimiliki manajer & dilakukan oleh staf atau bawahan.

N.           Penyebab Kaizen gagal
1.             Fokus di area tertentu bukan pada perubahan budaya
2.             Tidak melibatkan semua bagian
3.             Ketakutan gagal dan ragu pada hal baru
4.             Ketidakmampuan untuk melihat proses secara keseluruhan
5.             Salah prioritas utama (produksi, design, bisnis)
6.             Ketidakmampuan membaca peluang ke depan
7.             Gagal menerapkan ADOPT, ADAPT &CREATIVITY

O.           Penerapan Kaizen di Industri
1.             Flex & Response : penambahan produksi sekecil mungkin ( tidak ada stock)
2.             Fokus pada pengurangan Non Value added karena handling proses
3.             Pengurangan abnormal proses untuk memaksimalkan aliran proses
4.             Pull system semaksimal mungkin
5.             Ergonomic dan peletakan line tooling
6.             Material flow dan inventory system secara keseluruhan
Peran Pihak Internal Perusahaan dalam Penerapan Teori Kaizen
Dalam Kaizen, manajemen puncak memegang peranan dan tanggung jawab untuk melakukan beberapa hal berikut :
1.             Mengintroduksi Kaizen sebagai strategi perusahaan
2.             Memberikan dukungan dan pengarahan untuk Kaizen dengan mengalokasikan sumber daya
3.             Menetapkan kebijakan Kaizen dan sasaran fungsional silang
4.             Merealisasikan sasaran Kaizen melalui penyebarluasan kebijakan dan audit
5.             Membuat sistem, prosedur, dan struktur yang membantu Kaizen
Peranan manajemen madya dan staf adalah terlibat dan bertanggung jawab untuk :
1.             Menyebarluaskan dan mengimplementasikan sasaran Kaizen sesuai pengarahan manajemen puncak melalui penyebarluasan kebijakan dan manajemen fungsional  silang.
2.             Mempergunakan Kaizen dalam kapabilitas fungsional.
3.             menetapkan, memelihara, dan meningkatkan standar.
4.             Mengusahakan agar karyawan sadar Kaizen melalui program latihan intensif.
5.             Membantu karyawan memperoleh ketrampilan dan alat pemecah masalah.
Penyelia (supervisor) mempunyai peran  bertanggung jawab dalam :
1.        Mempergunakan Kaizen dalam peranan fungsional.
2.        Memformulasikan rencana untuk Kaizen dan memberikan bimbingan kepada karyawan.
3.        Menyempurnakan komunikasi dengan karyawan dan mempertahankan moral tinggi
4.        Mendukung aktivitas kelompok kecil (seperti gugus mutu) dan system saran individual.
5.        Mengintroduksi disiplin di tempat kerja.
6.        Memberikan saran.
Setiap karyawan memiliki tanggung jawab untuk :
1.             Melibatkan diri dalam Kaizen melalui sistem saran dan aktivitas kelompok kecil.
2.             Mempraktikkan disiplin di tempat kerja.
3.             Melibatkan diri dalam pengembangan diri yang terus menerus supaya menjadi pemecah masalah yang lebih baik.
4.             Meningkatkan ketrampilan dan keahlian kinerja pekerjaan dengan pendidikan silang.

P.            Pendekatan ilmiah
Pendekatan ilmiah merupakan pengambilan keputusan berdasarkan:
1.             data,
2.             mencarai sumber penyebab suatu masalah,
3.             mengupayakan pemecahan atau solusi permanent.

Langkah-langkah pendekatan ilmiah dalam TQM;  yaitu:
1.             mengumpulakan data yang berarti (meaningful data)
2.             menidentifikasi sumber penyebab suatu masalah
3.             mengembangkan dan menghasilkan solusiyang tepat
4.             merencanakan dan melakukan perubahan

Pendekatan ilmiah memerlukan indicator kinerja yang handal, antara lain:
1.             jumlah kesalahan atau kerusakan
2.             jumlah atau tingkat kebutuhan akan pengerjaan ulang suatu tugas
3.             indicator efisiensi (unit per jam,  item per orang)
4.             jumlah keterlambatan
5.             lamanya suatu prosedur atau aktivitas
6.             waktu atau siklus tanggapan
7.             rasio manfaat dan biaya
8.             jumlah lembur yang dibutuhkan
9.             perubahan dalam beban kerja
10.         tingkat standarisasi
11.         jumlah dokumen yang tidak terselesaikan




Identifikasi kebutuhan akan perbaikan
Organisasi  memiliki sumber daya yang terbatas sehingga harus dioptimalkan agar menghasilkan manfaat yang maksimal.  Ada empat strategi yang dapat diterapkan untuk mengidentifikasi kebutuhan akan perbaikan,  yaitu:
1.             menerapkan multi-voting
2.             mengidentifikasi kebutuhan pelanggan
3.             mempelajari pengunaan waktu
4.             mengalokasikan masalah

Q.           Alat-alat implementasi kaizen
Dalam melakukan perbaikan secara terus menerus. Beberapa tools yang digunakan, anatara lain:
1.             Cause & Effect – Fish bone
Fish bone berguna untuk menganalisa dan menemukan factor-faktor yang berpengaruh secara signifikan didalam menentukan karakteristik kualitas output kerja. Disamping itu untuk menentukan penyebab-penyebab sesungguhnya dari suatu masalah. Hubungan penyimpangan kualitas dengan factor-faktor penyebab tersebut dapat digambarkan dengan diagram dibawah ini:
Ada lima factor penyebab utama yang signifikan dan perlu diperhatikan, yaitu:
a)             Manusia (man);
b)            Metode kerja (work-method);
c)             Mesin atau alat kerja lainnya (machine/equipment);
d)            Bahan baku (raw materials);dan
e)             Lingkungan kerja (work environment).
2.             Lembar Isian (Check Sheet)
Lembar isian merupakan alat bantu untuk memudahkan proses pengumpulan data. Bentuk dan isinya disesuaikan dengan kebutuhan maupun kondisi kerja yang ada. Di dalam pengumpulan data maka data harus diambil sesuai dengan kebutuhan analisis arti bahwa data harus:
a.             Jelas, tepat dan mencerminkan fakta.
b.             Dikumpulkan berdasarkan cara yang benar, hati-hati dan teliti. hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan lembar isian, yaitu sebagai berikut:
c.             Maksud pembuatan harus jelas. Berisi informasi apa yang ingin diketahui. Data lengkap sebagai dasar untuk mengambil tindakan.
d.            Stratifikasi harus sebaik mungkin. Mudah dipahami dan diisi. Memberikan data yang lengkap tentang apa yang ingin diketahui.
e.             Dapat diisi dengan cepat, mudah dan secara otomatis bisa segera dianalisa. Kalau perlu dapat menggunakan gambar.
f.              Ada beberapa jenis isian yang dikenal dan umum dipergunakan untuk keperluan pengumpulan data, yaitu antara lain:
g.             Production Process Distribution Sheck Sheet
Lembar isian jenis ini dipergunakan untuk mengumpulan data yang berasal dari proses produksi atau proses kerja lainnya.
h.             Defective Check Sheet
Lembar isian ini berguna untuk mengumpulkan data dalam mengurangi jumlah kesalahan atau cacat yang ada dalam suatu proses kerja.
i.               Defect Location Check Sheet
Lembar isian yang berupa gambar sketsa dari benda kerja nantinya akan disertakan lokasi cacat yang terjadi, supaya dapat menganalisa dengan cepat.
j.               Defective Cause Check Sheet
Lembar isian ini digunakan untuk menganalisa sebab-sebab terjadinya kesalahan dari suatu output kerja. Data yang berkaitan dengan factor penyebab maupun factor akibat akan diatur sedemikian rupa sehingga menjadi hubungan sebab akibat yang jelas.
k.             Check Up Confirmation Check Sheet
Penggunaannya berbeda dengan lembar isian yang lain karena lebih menitik beratkan kepada karakteristik kualitas atau cacat yang terjadi. Sheet ini berupa check list untuk melaksanakan semacam pengcekan yang dilakukan pada akhir proses kerja dengan tujuan meyakinkan apakah output kerja sudah selesai dengan baik/lengkap atau belum.
l.               Work Sampling Check Sheet
Sampling kerja adalah suatu metode untuk menganalisa waktu kerja. Dengan metode sampling kerja ini kita akan dapat menentukan proporsi penggunaan waktu kerja sehari-harinya.

3.             SWOT
SWOT adalah metode analisa suatu perusahaan dengan melihat 4 faktor yaitu strength, weakness, opportunities dan threaten. Tujuan penganalisaan ini adalah meningkatkan persaingan dengan melihat peluang untuk mendapatkan pasar dan keuntungan. Tujuan lainnya adalah mempersiapkan perusahaan supaya dapat menghadapi permasalahan yang akan timbul, memunculkan rencana-rencana yang baru.
Dalam menganalisa strength dan weakness ditentukan oleh fakt0r perusahaan, biasanya berupa data-data atau asumsi yang diberikan atau dari survey pasar. Sedangkan opportunities dan threaten ditentukan oleh factor luar yaitu ekonomi, trend dalam masyarakat, maupun perubahan kelakuan dari pesaing. SWOT juga digunakan untuk menganalisa strength, weakness, opportunities dan threaten dari suplayer. Strength adalah subject yang ahrus digali karena mereka ahlinya. Weakness adalah subject yang mana kelemahan dari supplier tersebut harus dikembangkan supaya menjadi strength. Threaten adalah ketakutan yang diakibatkan oleh kelemahan dari supplier yang ada, oleh karena itu perusahaan harus mempunyai rencana dalam menghadapi kelemahan supplier tersebut. Opportunities adalah kesempatan yang dimiliki perusahaan untuk dapat bekerja dengan supplier dalam meningkatkan performance dari sistem.
4.             5 Why Analysis
Five why analysis adalah suatu metode untuk menemukan akar dari permasalahan. Biasanya yang Nampak adalah gejala-gejala bukan masalah sebenarnya.
Contoh metode ini adalah: mengapa ada oli tercecer dibawah mesin? karena mesinnya bocor. Mengapa mesinnya bocor? Karena penutup kerannya tidak rapat. Mengapa penutup kerannya tidak rapat? karena rusak. Mengapa kerannya rusak tidak diperbaiki? karena …. dll.
5.             Poka Yoke
Manusia adalah makhluk terbatas, tidak bisa melakukan suatu pekerjaan sama seperti mesin. Gangguan-gangguan kecil dapat menyebabkan kesalahan terhadapap pekerjaan yang mereka lakukan. Hal ini bukan sepenuhnya merupakan kesalahan manusia. Desain proses yang jelek dapat menyebabkan munculnya permasalahan-permasalahan. Poka yoke berasal dari bahasa Jepang yang berarti bukti kesalahan. Poka yoke adalah suatu desain dalam pekerjaan atau proses yang dapat menghindarkan orang untuk melakukan kesalahan.
6.              Gemba
Gemba dalam bahasa Jepang berarti tempat yang mana melakukan semua aktifitas benar-benar berlangsung, dengan kata lain tempat yang mana suatu produk dibuat.
Contoh gemba dalam dunia industri adalah lantai produksi kalau dalam dunia perhotelan adalah tempat yang mana masakan itu dimasak kalau dalam dunia jasa adalah setiap tempat yang mana aktivitas jasa tersebut terjadi. Gemba lainnya adalah “Gemba-Cho” yang berarti mandor kerja, sejenis pekerjaan guru yang mana pekerjaannya adalah bekerja sekaligus melatih orang lain melakukan pekerjaan itu.
Gemba Kaizen adalah proses secara terus menerus dari mengidentifikasi (identifying), mengurangi (reducing) dan menghilangkan (eliminating), learn by doing. Gemba Kaizen berarti aktivitas Kaizen yang dilaksanakan di Gemba (tempat kerja). Gemba Kaizen adalah melakukan improvement yang berkesinambungan di area kerja.
7.              Jidoka
Jidoka mempunyai 2 arti yaitu: Automasi dengan kepandaian manusia (autobination), jadi memindahkan kepandaian manusia pada mesin. Autonomation biasannya mengacu pada mesin atau line yang dapat berhenti secara automatis pada keadaan tidak normal. Suatu mesin akan berhenti sendiri ketika:
a)             Sudah selesai membuat produk sesuai dengan yang direncanakan
b)            Suatu bagian tertentu rusak
c)             Mesin macet
Prinsip kedua adalah mematikan mesin atau proses secara manual ketika terjadi kesalahan. Operator diberi tanggungjawab untuk membetulkan proses. Bila operator tidak mampu maka wajib memberhentikan mesin supaya tidak terjadi kecacatan. Prinsip yang penting dari Jidoka adalah tidak mengijinkan kecacatan berpindah dari suatu stasiun ke stasiun lainnya.



R.           Falsafah Kaizen
Falsafah Kaizen yang terkenal adalah penyederhanaan kerja dalam perbaikan proses merupakan gambaran penerapan falsafah Kaizen.  Penyderhanaan kerja merupakan falsafah tradisional yang telah lama, tapi masih sangat efektif berlaku dalam era saat ini.
Asas penyederhaan kerja disebutkan dalam 4 langkah berikut ini :
1.             Menghilangkan semua langkah yang tidak perlu.
Langkah-langkah yang tidak perrlu harus dihilangkan dan ini merupakan langkah penting dalam kaizen.   Perlu dilihat langkah-langkah yang menambah nilai atau nutu diungkapkan untuk kemudian dihilangkan. Penghilangkan langkah yang tidak perlu ini akan dicapai penghematan.  Eliminassi yang tidak perlu dan berlebihan adalah contoh penggunaan otak dan bukan penggunaan uang 
2.             Gabungkan semua langkah-langkah yang berkaitan.
Sesudah semua hal yang berkaitan dengan pemborosan dan tidak menambah nilai dihilangkan,  selanjutnya menganalisis kemungkinan mengadakan kombinasi,  konsolidasi dan melaksanakan proses menuju hasil.
3.             Adakan perubahan terhadap proses-proses.
Langkah ketiga adalah melakukan pemeriksaan pada semua proses yang masih tertinggal.  Perlu melakukan beberapa perubahan urutan sehingga diperoleh hasil yang lebih cepat dan lebih baik.  Langkah ini memilikiciri tidak adanya penambahan biaya sama sekali atau jikapun ada hanya biaya yang sangat minimal.
4.             Tambahkan sumber daya atau adakan penggantian langkah dalam proses.
Langkah ke empat adalah merupakan langgkah terakhir dalam usaha pencapaian tujuan. Pada langkah ini cirr-cirinya adalah memerlukan banyak biaya dari pad aide-ide.  Dan ini hanyalah upaya terakhir jika dibutuhkan.

S.             Perbedaan Kaizen dan Inovasi
Aspek penting dalam kaizen adalah mengutamakan proses. Hal ini berlawanan dengan manajemen Barat yang menilai performa karyawan hanya atas dasar hasil yang diperolehnya dan bukan pada usaha mereka (Imai, 1998: XIX). Di bawah ini adalah penjabaran dari perbedaan antara kaizen dan inovasi dilihat dari karakteristiknya, sebagai berikut:

KAIZEN
INOVASI
1.      Orientasi Umum
2.      Orientasi pada Manusia
3.      Perhatian pada Pendalaman
4.      Dibangun dengan Tenologi yang ada.
5.      Informasi terbuka, dibagikan
6.      Kelompok Kerja
1.      Orientasi pada Keahlian
2.      Orientasi pada Teknologi
3.      Perhatian Lompatan Jauh
4.      Cari Tenologi Baru
5.      Informasi tertutup Perorangan
6.      Individual
Tabel perbedaan antara kaizen dan inovasi
Penggabungan kaizen dan inovasi akan melahirkan kesempurnaan



Sumber:
Bounds,  G., et al. (1994).   Beyond Total Quality management.  New York: McGraw-Hill,  Inc.
Hariyadi.  2009.  Pelatihan Penerapan standar internasional berbasis Quality Management System.   Penerbit Nusantara Professional Education.  Jakarta
Hardjosoedarmo, Soewarso. 2004. Total Quality Management.  Penerbit Andi Yogyakarta.
Imai, Masaaki. 1998. Kaizen: Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Rendah pada Manajemen. Jakarta: CV Taruna Grafica
Imai, Masaaki. 2005. Kaizen. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo
Handayani, Ratna (2005). Nilai Pemikiran Suzuki Shosan dan Ishida Baigan dalam Gemba
Kaizen sebagai Pendekatan Akal Sehat, berbiaya Rendah pada Manajemen Jepang. Jurnal Nihon Gakushuu, 1.
Hirano, Hiroyuki. (2005). Penerapan 5S di Tempat Kerja. Jakarta: PQM
Monden, Yasuhiro. (1995). Sistem Produksi Toyota: Suatu Ancangan Terpadu untuk
Penerapan Just in Time (buku pertama).Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo