Labels

Belajar, Berbagi, Bermanfaat

Rabu, 20 Januari 2016

Sistem Pendidikan Terbaik Oleh: Muhammad Husnan

Bismillahirrohmanirrohim..
Baca sebentar, semoga bermanfaat :)

Sekitar Empat tahun yang lalu tepatnya di
awal Ramadhan 1433 H Saya mengikuti
kuliah subuh di Masjid dekat rumah. Ustadz
yang berceramah menceritakan kisah nyata dari seorang rektor salah satu perguruan
tinggi swasta di Indonesia yang sedang
mencari sistem pendidikan terbaik yang
dapat menghasilkan dan mencetak generasi
yang cerdas, bermartabat dan bisa
bermanfaat bagi bangsa dan agama. Untuk mencari sistem pendidikan terbaik,
rektor tersebut pergi ke Timur Tengah untuk
meminta nasihat dari seorang ulama
terkemuka di sana. Ketika bertemu dengan
ulama yang ingin ditemuinya, lalu dia
menyampaikan maksudnya untuk meminta saran bagaimana menciptakan sistem
pendidikan terbaik untuk kampus yang
dipimpinnya saat ini.
Sebelum menjawab pertanyaan dari rektor,
ulama tersebut bertanya bagaimana sistem
pendidikan saat ini di Indonesia mulai dari tingkat bawah sampai paling atas?
Rektor menjawab, "paling bawah mulai dari
SD selama 6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun,
D3 3 tahun atau S1 4 tahun, S2 sekitar 1.5 - 2
tahun, dan setelah itu S3 untuk yang paling
tinggi. Jadi untuk sampai S2 saja butuh waktu
sekitar 18 tahun ya? Tanya Sang Ulama.
Iya, jawab rektor tersebut.
Lalu bagaimana jika hanya lulus sampai di SD
saja selama 6 tahun, pekerjaan apa yang
akan bisa didapat? Tanya kembali Sang Ulama.
Kalau hanya SD paling hanya buruh lepas
atau tukang sapu jalanan, tukang kebun dan
pekerjaan sejenisnya. Tidak ada pekerjaan
yang bisa diharapkan jika hanya lulus SD di
negeri Kami. Jawab si rektor. Jika Lulus SMP bagaimana?
Untuk SMP mungkin jadi office boy (OB) atau
cleaning service, jawab kembali si rektor.
Kalau SMA bagaimana?
Kalau lulus SMA masih agak mending
pekerjaan nya di negeri Kami, bisa sebagai operator di perusahaan-peru sahaan, lanjut si rektor.
Kalau lulus D3 atau S1 bagaimana? Bertanya
kembali Sang Ulama. Klo lulus D3 atau S1 bisa
sebagai staff di kantor dan S2 bisa langsung
jadi manager di sebuah perusahaan, kata si
rektor. Berarti untuk mendapatkan pekerjaan yang
enak di negeri Anda minimal harus lulus D3/
S1 atau menempuh pendidikan selama
kurang lebih 15-16 tahun ya? Tanya kembali
sang Ulama. Iya betul, jawab si rektor.
Sekarang coba bandingkan dengan pendidikan yang Islam ajarkan. Misal selama
6 tahun pertama (SD) hanya mempelajari dan
menghapal Al-Qur'an, apakah bisa hapal 30
juz? Tanya Sang Ulama. Inshaa Alloh bisa,
jawab si rektor dengan yakin. Apakah ada
hafidz Qur'an di negeri Anda yang bekerja sebagai buruh lepas atau tukang sapu seperti
yang Anda sebutkan tadi untuk orang yang
hanya Lulus SD? Kembali tanya Sang Ulama.
Tidak ada, jawab si rektor.
Jika dilanjut 3 tahun berikutnya mempelajari
dan menghapal hadis apakah bisa menghapal ratusan hadis selama 3 tahun? Bisa, jawab si
rektor. Apakah ada di negara Anda orang
yang hapal Al-Qur'an 30 juz dan ratusan hadis
menjadi OB atau cleaning service? Tidak ada,
jawab kembali si rektor.
Lanjut 3 tahun setelah itu mempelajari tafsir Al-Qur'an, apakah ada di negara Anda orang
yang hafidz Qur'an, hapal hadis dan bisa
menguasai tafsir yang kerjanya sebagai
operator di pabrik? Tanya kembali ulama
tersebut. Tidak ada, jawab si rektor. Rektor
tersebut mengangguk mulai mengerti maksud sang ulama.
Anda mulai paham maksud Saya? Ya, jawab
si rektor.
Berapa lama pelajaran agama yang
diberikan dalam seminggu? Kurang lebih 2-3
jam, jawab si rektor. Sang ulama melanjutkan pesannya kepada si
rektor, jika Anda ingin mencetak generasi
yang cerdas, bermartabat, bermanfaat bagi
bangsa dan agama, serta mendapatkan
pekerjaan yang layak setelah lulus nanti,
Anda harus merubah sistem pendidikan Anda dari orientasi dunia menjadi mengutamakan
orientasi akhirat karena jika Kita berfokus
pada akhirat inshaa Alloh dunia akan didapat.
Tapi jika sistem pendidikan Anda hanya
berorientasi pada dunia, maka dunia dan
akhirat belum tentu akan didapat. Pelajari Al-Qur'an karena orang yang
mempelajari Al-Qur'an, Alloh akan
meninggikan derajat orang tersebut di mata
hamba-hambaNya. Itulah sebabnya Anda tidak akan menemukan orang yang hafidz
Qur'an di negara Anda atau di negara
manapun yang berprofesi sebagai tukang
sapu atau buruh lepas walaupun orang
tersebut tidak belajar sampai ke jenjang
pendidikan yang tinggi karena Alloh yang memberikan pekerjaan langsung untuk para
hafidz Qur'an. Hafidz Qur'an adalah salah satu
karyawan Alloh dan Alloh sayang sama
mereka dan akan menggajinya lewat cara-
cara yang menakjubkan. Tidak perlu gaji
bulanan tapi hidup berkecukupan. Itulah pesan Sang Ulama kepada rektor
tersebut. Mari kita didik diri dan keluarga
kita agar senantiasa selalu membaca,
mempelajari, dan menghapal Al-Qur'an agar
hidup kita dimudahkan dan berkecukupan.
Totalitas menjadi karyawan Alloh bukan hanya karyawan dari seorang manusia.
Semoga bermanfaat.
Silahkan dishare agar semakin banyak yang
terinspirasi untuk mempelajari dan
menghapal Al-Qur'an

0 komentar:

Posting Komentar